BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahan galian telah mulai dimanfaatkan sejak
keberadaan manusia di dunia ini.
Demikian tuanya, sehingga pertambangan (yang dilakukan dengan maksud untuk
memanfaatkan bahan galian untuk kesejahteraan manusia) diyakini sebagai ikhtiar
/ profesi kedua yang dilakukan manusia setelah kegiatan pertanian/agrikultur.
Bahkan dalam beberapa ahli meyakini bahwa pertmbangan merupakan profesi tertua.
Bahan galian menurut UU No. 11/1967 tentang
ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan diartikan sebagai : unsur-unsur kimia
mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia
yang merupakan endapan-endapan alam. Sedangkan pada kamus pertambangan
dinyatakan bahwa “bahan galian” adalah sinonim dari “mineral”.
Bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan
asal bahan galian tersebut. Berdasarkn sumbernya bahan galian tesebut dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu : bahan galian berdasarkan dengan
batuan sedimen, bahan galian berdasarkan batuan gunung api, bahan galian
berdasarkan ubahan hidrotermal dan bahan galian berdasarkan batuan malihan.
Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung
dari alam. Proses pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara
manual dengan menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat yang
lengkap.
Bahan galian ini digunakan dalam industri, sebagai
bahan baku dlm poses industri kimia.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sifat dari breksi pumice yang berhubungan dengan gunung api?
2. Dimana
saja tempat ditemukannya breksi pumice?
3. Bagaimana
cara atau teknik penambangan dari breksi pumice?
4. Apa
saja manfaat dari breksi pumice pada kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui bagaimana sifat dari breksi pumice.
2. Untuk
mengetahui dimana saja breksi pumice dapat ditemukn.
3. Untuk
mengetahui cara teknik penambangan breksi pumice.
4. Untuk
mengetahui manfaat dari breksi pumice pada kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
Hasil penulisan ini
diharapkan bermanfaat bagi pembaca khususnya dalam bidang kimia bahan galian mengenai
bahan galian breksi pumice untuk dapat memahami tentang bahan galian breksi
pumi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Barit
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung
campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang senyawanya mempunyai bentuk kristal
yang sama. Unsur pengotor barit adalah besi oksida,
lempung, dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada
warna kristal barit murni yaitu putih atau abu-abu.
Sebagai
unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai sangat terbatas mengandung feldspar (3%
BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan biotit (6-8% BaO). Kerak
bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit juga dijumpai
sebagai mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida,
seperti timah.
B. Sifat-sifat
bahan galian barit
Barit dengan
rumus kimia BaSO4, bentuk kristal tabular, tidak berwarna/putih apabila
murni,kuning, merah, hijau, kadang-kadang hitam akibat adanya kontaminasi.
Sifat Kristal yang lainkompak,
granular, massive, ataupun berbentuk sebagai stalaktit. Mempunyai kekerasan 2,5
– 3,5 berat jenis 4,48 cukup berat walaupun bukan termasuk logam. Mudah
pecah membentuk belahan prismatik, transparan ataupun translusen
dengan luster vitreus, cerat putih, sulitterbakar, dan tidak larut dalam asam,
apabila dipanasi memberi nyala kuning-hijau.
C. Tempat
ditemukan barit
1. Jawa Barat : Cikondang, Kecamatan
Cineam, Kabupaten Tasikmalaya (berupa urat-urat pada celah-celah batuan
tufa breksi).
2. Jawa Tengah : Kepulauan Plampang
Kukusan, watutugu, Serno, Kabupaten Kulon Progo (berupa urat-urat pada celah-celah batuan andesit, ditandai dengan
kenampakan warna coklat tua);
Durensari, Bagelen, Kabupaten Purworejo (seperti yang terdapat diPlampang).
3. Kalimantan
Barat : Desa Lanjut, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Pontianak (berupa
urat/pengisian pada rekahan-rekahan silicified limestone dengan
komposisiBaSO4 = 96,5 - 98,5%, SiO2 = 0,9 - 2,2%, Fe2O3= 0,3 - 0,57%.
4. Nusa Tenggara Timur : Tg. Merah dan
Pakuoyong (Pulau Lomblen), Kabupaten Florestimur
(berupa urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada dasit); Kecamatan RiungKabupaten
Ngada (berupa urat-urat dalam batuan tufa dasit).
5. Sulawesi Selatan : Sangkanropi,
Kabupaten Tanotoraja (berasosiasi dengan bijih sulfide pada zona
riolit/dasit yang terkersikan).
D. Teknik
penambangan barit
Penambangan
barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang banyak tampak di permukaan. Oleh sebab itu
sistem panambangan yang diterapkan adalah penambangan terbukadengan peralatan sederhana. Pada umumnya barit
terakumulasi pada reaktan-reaktan ataupun patahan. Oleh sebab itu
penambangan sistem gophering sangat mungkin dilakukan tetapi harus
sangat hati-hati karena terjadinya runtuhan tanah akan sangat mungkin terjadi.
E. Pengolahan
dan Manfaat barit
Barit dari
penambangan pada umumnya kotor dan dilekati oleh batuan yang lain. Sehingga langkah awal barit ini dicuci dengan
air cara disemprot. Yang bersih dan kering dapat ditumbuk dan digerus, kemudian disaring dengan ukuran
tertentu. Karena barit mempunyai berat jenis besar (±4,4) maka
proses floatasi dapat menghasilkan fraksi barit murni. Pada
instalasi pengolahan yang agak modern, fraksi barit yang merupakan hasil
proses pemecahan, dicucidengan log-washer,
kemudian disaring, fraksi yang berukuran halus diproses dengan jig
untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan cara floatasi. Hasilnya dikeringkan
untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung.Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industry karet, kaca atau
gelas, kertas, dan plastic. Tepung barit juga dimanfaatkan untuk
lumpur pemboran minyak dan gas (untuk mengakut
cutting dari dasar lubang bor ke atas lubang bor). Dalam hal pemakaian yang demikian barit yang sudah dipakai dapat
dimanfaatkan kembali (dengan system sirkulasi). Karena berat jenis besar, barit
cukup baik untuk bahan tambahan dalam membangun reactor atom. Barit
dicampur dengan fenol-formal dehid, silikat, asbes, dan arang kemudian digerus
halus akan diperoleh semen fenolik yang mempunyai daya tahan yang besar
terhadap berbagai bahan kimia
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sifat
breksi pumice kedap suara, mudah dibentuk dan dipahat, tahan api, kondensi,
jamur. Untuk industri lain, digunakan sebagai bahan pengisi, pemoles,
pembersih, dll.
2. Breksi
pumice ini ditemukan didaerah Pegunungan selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Teknik
penambangan dilaksanakan dengn tambang terbuka mempergunakan alat-alat
sederhana.
4. Breksi
pumice ini diproses pemotongan batu dengan gergaji khusus. Diolah untuk
pembuatan bahan bangunan. Manfaatnya sebagai bahan bangunan
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2005. informasi
mineral dan batu bara tekmir.esdm.go.id
Sukandarrumidi.
2009. Bahan galian industri. Gajah mada university press, yogyakarta