Rabu, 03 September 2014

bahan galian barit



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahan galian telah mulai dimanfaatkan sejak keberadaan manusia  di dunia ini. Demikian tuanya, sehingga pertambangan (yang dilakukan dengan maksud untuk memanfaatkan bahan galian untuk kesejahteraan manusia) diyakini sebagai ikhtiar / profesi kedua yang dilakukan manusia setelah kegiatan pertanian/agrikultur. Bahkan dalam beberapa ahli meyakini bahwa pertmbangan merupakan profesi tertua.
Bahan galian menurut UU No. 11/1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan diartikan sebagai : unsur-unsur kimia mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan-endapan alam. Sedangkan pada kamus pertambangan dinyatakan bahwa “bahan galian” adalah sinonim dari “mineral”.
Bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan galian tersebut. Berdasarkn sumbernya bahan galian tesebut dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu : bahan galian berdasarkan dengan batuan sedimen, bahan galian berdasarkan batuan gunung api, bahan galian berdasarkan ubahan hidrotermal dan bahan galian berdasarkan batuan malihan.
Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Proses pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat yang lengkap.
Bahan galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dlm poses industri kimia.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sifat dari breksi pumice yang berhubungan dengan gunung api?
2.      Dimana saja tempat ditemukannya breksi pumice?
3.      Bagaimana cara atau teknik penambangan dari breksi pumice?
4.      Apa saja manfaat dari breksi pumice pada kehidupan sehari-hari?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana sifat dari breksi pumice.
2.      Untuk mengetahui dimana saja breksi pumice dapat ditemukn.
3.      Untuk mengetahui cara teknik penambangan breksi pumice.
4.      Untuk mengetahui manfaat dari breksi pumice pada kehidupan sehari-hari.
D.    Manfaat
Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca khususnya dalam bidang kimia bahan galian mengenai bahan galian breksi pumice untuk dapat memahami tentang bahan galian breksi pumi


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Barit
       Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang senyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama. Unsur pengotor barit adalah besi oksida, lempung, dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna kristal barit murni yaitu putih atau abu-abu.
       Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai sangat terbatas mengandung feldspar (3% BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan biotit (6-8% BaO). Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit juga dijumpai sebagai mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida, seperti timah.
B.     Sifat-sifat bahan galian barit
Barit dengan rumus kimia BaSO4, bentuk kristal tabular, tidak berwarna/putih apabila murni,kuning, merah, hijau, kadang-kadang hitam akibat adanya kontaminasi. Sifat Kristal yang lainkompak, granular, massive, ataupun berbentuk sebagai stalaktit. Mempunyai kekerasan 2,5 – 3,5 berat jenis 4,48 cukup berat walaupun bukan termasuk logam. Mudah pecah membentuk  belahan prismatik, transparan ataupun translusen dengan luster vitreus, cerat putih, sulitterbakar, dan tidak larut dalam asam, apabila dipanasi memberi nyala kuning-hijau.
C.     Tempat ditemukan barit
1.      Jawa Barat : Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya (berupa urat-urat pada celah-celah batuan tufa breksi).
2.      Jawa Tengah : Kepulauan Plampang Kukusan, watutugu, Serno, Kabupaten Kulon Progo (berupa urat-urat pada celah-celah batuan andesit, ditandai dengan kenampakan warna coklat tua); Durensari, Bagelen, Kabupaten Purworejo (seperti yang terdapat diPlampang).
3.      Kalimantan Barat : Desa Lanjut, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Pontianak (berupa urat/pengisian pada rekahan-rekahan  silicified limestone dengan komposisiBaSO4 = 96,5 - 98,5%, SiO2 = 0,9 - 2,2%, Fe2O3= 0,3 - 0,57%.
4.      Nusa Tenggara Timur : Tg. Merah dan Pakuoyong (Pulau Lomblen), Kabupaten Florestimur (berupa urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada dasit); Kecamatan RiungKabupaten Ngada (berupa urat-urat dalam batuan tufa dasit).
5.      Sulawesi Selatan : Sangkanropi, Kabupaten Tanotoraja (berasosiasi dengan bijih sulfide pada zona riolit/dasit yang terkersikan).

D.    Teknik penambangan barit
Penambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang banyak tampak di permukaan. Oleh sebab itu sistem panambangan yang diterapkan adalah penambangan terbukadengan peralatan sederhana. Pada umumnya barit terakumulasi pada reaktan-reaktan ataupun patahan. Oleh sebab itu penambangan sistem gophering  sangat mungkin dilakukan tetapi harus sangat hati-hati karena terjadinya runtuhan tanah akan sangat mungkin terjadi.
E.     Pengolahan dan Manfaat barit
Barit dari penambangan pada umumnya kotor dan dilekati oleh batuan yang lain. Sehingga langkah awal barit ini dicuci dengan air cara disemprot. Yang bersih dan kering dapat ditumbuk dan digerus, kemudian disaring dengan ukuran tertentu. Karena barit mempunyai berat jenis besar (±4,4) maka proses floatasi dapat menghasilkan fraksi barit murni. Pada instalasi pengolahan yang agak modern, fraksi barit yang merupakan hasil proses pemecahan, dicucidengan log-washer, kemudian disaring, fraksi yang berukuran halus diproses dengan jig untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan cara floatasi. Hasilnya dikeringkan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung.Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industry karet, kaca atau gelas, kertas, dan plastic. Tepung barit juga dimanfaatkan untuk lumpur pemboran minyak dan gas (untuk  mengakut cutting dari dasar lubang bor ke atas lubang bor). Dalam hal pemakaian yang demikian barit yang sudah dipakai dapat dimanfaatkan kembali (dengan system sirkulasi). Karena berat jenis besar, barit cukup baik untuk bahan tambahan dalam membangun reactor atom. Barit dicampur dengan fenol-formal dehid, silikat, asbes, dan arang kemudian digerus halus akan diperoleh semen fenolik yang mempunyai daya tahan yang besar terhadap berbagai bahan kimia

 

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Sifat breksi pumice kedap suara, mudah dibentuk dan dipahat, tahan api, kondensi, jamur. Untuk industri lain, digunakan sebagai bahan pengisi, pemoles, pembersih, dll.
2.      Breksi pumice ini ditemukan didaerah Pegunungan selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta.
3.      Teknik penambangan dilaksanakan dengn tambang terbuka mempergunakan alat-alat sederhana.
4.      Breksi pumice ini diproses pemotongan batu dengan gergaji khusus. Diolah untuk pembuatan bahan bangunan. Manfaatnya sebagai bahan bangunan


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005. informasi mineral dan batu bara tekmir.esdm.go.id
Sukandarrumidi. 2009. Bahan galian industri. Gajah mada university press, yogyakarta